Index Berjangka / Index Berjangka VS Saham

INDEX BERJANGKA VS SAHAM

Berinvestasi dalam Index Berjangka dan Saham sama-sama merupakan investasi yang bersifat High Yield (Berkeuntungan Besar). Lalu apa perbedaan Index Berjangka dengan Saham?

Berikut ini adalah daftar beberapa perbedaan dari transaksi Index Berjangka dan Saham :
http://dijual-domain-murah.blogspot.com




  • Cakupan Berdasarkan Definisi

    • Index Berjangka adalah gabungan harga dari minimal 30 saham Blue Chip
    • Saham mewakili harga dari 1 perusahaan yang diperdagangkan
    accountant.ws
    brandingstrategies.info


  • Arah Pasar

    • Pasar Index Berjangka bersifat "two way market"
    • Pasar Saham bersifat "one way market"




  • Dana investasi yang terpakai pada transaksi

    • Pada transaksi Index Berjangka dana yang dipakai dalam transaksi hanya 1,5 - 3 %
    • Pada transaksi Saham 100 % dana investasi terpakai




  • Rasio Profit dan Resiko

    • Pada Index Berjangka rasionya 80 % Profit 20 % Resiko
    • Pada Pasar Saham rasionya100 % Profit atau 100 % loss




  • Pencairan Profit ke Account Bank investor (pada Bank yang Sama) :

    • Pada Index Berjangka pada hari yang sama atau maksimal T + 1 hari
    • Pada Transaksi Sahan T + 3




  • Sifat Market

    • Pasar Index Berjangka tidak mudah dimanipulasi
    • Pasar Saham bisa dengan mudah dimanipulasi




  • Jangkauan Pasar

    • Pasar Index Berjangka bersifat Internasional
    • Pasar Saham bersifat lokal




  • Kemungkinan Managemen Resiko

    • Pasar Index Berjangka adalah "two way market" sehinggga memungkinkan tindakan Managemen Resiko
    • Pasar Saham yang "one way market" tidak memungkinkan tindakan Managemen Resiko
    Seorang teman bercerita bahwa dia masih menyimpan banyak sekali saham sebuah perusahaan Pertambangan Batubara, yang dia beli pada kisaran harga Rp. 8.000,- dengan nilai total Rp. 2 milyar. Parahnya setelah pembelian itu, harga saham perusahaan itu jatuh, dan sampai sekarang masih bertengger di kisaran di bawah Rp. 2.000,- . Padahal secara hitungan di atas kertas nilai real saham perusahaan itu seharusnya masih jauh di atas Rp. 4.000,- , namun harga saham itu tidak mau naik juga. Tentunya kondisi ini melahirkan buah simalakama. Dana investasi kita macet dan tertahan di saham-saham tersebut. Padahal kita tidak bisa memprediksi kapan nilai saham itu kembali mendekati angka Rp. 8.000,- atau bahkan, akankah harga kembali menyentuh angka Rp. 8.000,-?


    Di saham, saat kita membeli saham perusahaan tertentu, kita berharap harga akan naik setinggi-tingginya, lalu kita jual saham itu pada harga tertinggi untuk mendapat untung. Namun bila ternyata saham itu segera jatuh, maka tidak ada managemen resiko yang bisa kita lakukan, selain cut loss atau menyimpan saham kita berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun sampai harga kembali tinggi.
    ownershipprotection.com
    reservationdeal.com
    hoveringcar.com
    livingwith.us
    Hal ini tidak akan terjadi di investasi Index Berjangka. Pada transaksi Index Berjangka, misalkan kita membuka posisi Buy, dan tiba-tiba market justru terus turun ke harga yang terendah, kita bisa dengan segera membuka 1 transaksi sel baru untuk mengunci kerugian agar tidak bertambah (inilah yang disebut Management Resiko). Bahkan bila kita yakin market memang turun significant, bisa saja kita membuka transaksi sell lainnya untuk menambah profit kita. Inilah yang dimaksud dengan "two way market" dari Index Berjangka.

    Index Berjangka VS Saham