Index Berjangka / Spesifikasi Teknis Index Berjangka

SPESIFIKASI TEKNIS INDEX BERJANGKA


Index Berjangka adalah gabungan dari harga minimal 30 Saham Blue Chip dari suatu negara.

Contoh dari Index Berjangka adalah :

  • Index Nikkey untuk Jepang
  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk Indonesia
  • Index Dow Jones untuk Amerika Serikat
  • Index Kospi untuk Korea
  • Index Hang Seng untuk Hong Kong
  • dan lain-lain.
Fluktuasi harga dari Index Berjangka sangat dipengaruhi oleh 2 faktor :
  • Faktor Fundamental seperti berita, issue, kejadian politik atau bencana alam
  • Faktor teknis
Secara teknis, ada tiga bentuk dari trend pasar Index Berjangka :
  • Bullish, yaitu Trend Harga Naik, menrupakan saat yang tepat untuk melakukan transaksi Buy, untuk kemudian di tutup dengan transaksi sell setelah harga cukup tinggi dan memperoleh profit yang memadai.
  • Bearish atau Harga Turun, merupakan saat yang tepat untuk membuka transaksi Sell, yang ditutup dengan transaksi Buy bila harga sudah jauh di bawah
  • Doji Star, yaitu masa di mana pasar belum menentukan arah naik atau pun turun. Dalam keadaan ini investor akan mengambil posisi wait and see.
Berinvestasi di Index Berjangka, bukanlah judi yang asal menebak arah pasar tanpa dasar yang jelas. Arah pasar dapat diprediksi dengan memakai berbagai macam indikator.

Berbagai indikator yang biasa dipakai untuk memprediksi arah trend pasar Index Berjangka antara lain :

  • Resistant and Strength Index (RSI)
  • MACD (Moving Average Divergen and Convergen)
  • Sthocastic
  • Bollinger SAR
  • dan lain-lain
Melalui indikator-indikator itu, investor bisa menentukan tindakan untuk menuju profit.

Dalam hal salah prediksi arah pergerakan pasar, ada tindakan-tindakan Managemen Resiko yang bisa dipakai untuk mengurangi kerugian, bahkan merubah keadaan rugi menjadi profit, antara lain :
  • Locking, yaitu mengunci kerugian dengan melakukan aksi yang berlawanan dari yang semula. Dengan locking yang benar, loss dijaga tidak akan bertambah besar. Kemanapun pasar bergerak, posisi loss tetap sebesar pada waktu ditutup. Disarankan locking pada saat salah arah maksimal sudah 30 point.
  • Switching, yaitu merubah arah transaksi dengan menutup yang sebelumnya dan membuka transaksi lawannya.
  • Cut Loss, dilakukan bila tindakan locking atau switching terlambat dilakukan, agar keugian tidak membesar.
  • Average atau piramid, membuka transaksi yang sama yang berlawanan dengan trend pasar dengan jumlah trade settle bertambah besar untuk menutup kerugian, saat kita salah membaca arah, maka kerugian bisa berubah menjadi profit yang sangat besar saat trend telah berbalik arah sesuai prediksi awal kita. tapi tidak disarankan untuk nasabah dengan cadangan dana terbatas.
Dengan adanya teknik-teknik Management Resiko dan indikator, maka untuk investor Index Berjangka yang disiplin dan tidak tamak pasti bisa menghindari kerugian.

Spesifikasi Teknis Index Berjangka